Risiko Pengembangan Usaha dan Reorganisasi
Risiko
Pengertian Risiko
Risiko adalah suatu hal berbentuk konsekuensi bersifat negatif yang tidak diharapkan untuk terjadi, tetapi berpotensi terjadi secara natural yang dapat muncul dari ketidakpastian saat pengambilan keputusan.
Pengertian Risiko Bisnis
Risiko bisnis adalah risiko bersifat bawaan atau inheren yang terkait operasional perusahaan. Dalam melakukan usaha, memanfaatkan peluang juga harus melakukan pengorbanan. Bisnis yang memiliki tingkat hutang yang rendah dapat dikatakan memiliki tingkat risiko yang lebih rendah jika bisnis tersebut memiliki demand yang stabil terhadap produk yang dijual, mampu menyesuaikan harga produk dengan harga pasaran, dan lain-lain. Tetapi mungkin pengorbanan yang terjadi adalah potensi pengembangan usaha yang terhambat dikarenakan kurangnya suntikan dana. Hal ini harus dipertimbangkan urgensinya terhadap perusahaan tersebut mengenai keberlangsungan usaha.
Terdapat dua sumber risiko dalam bisnis, yaitu:
- Risiko Internal
Risiko Internal adalah risiko yang disebabkan dari pengambilan keputusan dan masalah yang dilakukan oleh internal dalam perusahaan. Contoh risiko internal yang mungkin terjadi:
- Kurangnya sumber daya yang memiliki keahlian khusus
- Hasil produksi yang rusak atau usang
- Modal yang tersedia tidak digunakan secara efektif
- Persediaan atau Inventory yang terlalu banyak sehingga meningkatkan biaya penyimpanan dan memungkinkan persediaan rusak sebelum dijual atau digunakan
- Kurangnya pemanfaatan teknologi
2. Risiko Eksternal
Risiko eksternal adalah risiko yang disebabkan dari lingkungan luar bisnis. Contoh risiko eksternal yang mungkin terjadi:
- Bencana alam
- Selera konsumen
- Kebijakan pemerintah
- Daya beli masyarakat
Risiko juga terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
- Risiko Murni
Risiko murni adalah risiko yang mungkin terjadi dengan sendirinya. Contoh risiko murni yaitu:
- Bencana alam
- Kriminalitas
- Kematian anggota kunci
2. Risiko spekulatif
Risiko spekulatif adalah risiko yang diakibatkan oleh usaha spekulasi perusahaan. Contoh risiko spekulatif yaitu:
- Menahan aset valuta asing untuk mengharapkan nilai tukar yang tinggi
- Spekulasi manajemen dalam meminjam uang di bank
Manajemen Risiko
Proses Manajemen Risiko
Risiko yang memiliki berbagai jenis dan mengakibatkan berbagai kerugian sebenarnya dapat dikelola. Pengelolaan ini membutuhkan suatu analisa, proses, dan kebijakan dengan tujuan risiko yang mengelilingi dapat dihilangkan atau diminimalisir sehingga kerugian yang mungkin timbul juga tidak terlalu merugikan perusahaan.
Bagan Proses Manajemen Risiko
- Identifikasi Risiko
- Memprediksikan risiko yang akan atau mungkin terjadi.
- Mempelajari kerugian yang terjadi sebelumnya
- Kecelakaan-kecelakaan kerja yang biasa dan mungkin akan terjadi.
2. Mengukur frekuensi dan parahnya kerugian serta dampaknya
- Menganalisa seberapa sering risiko terjadi
- Memperkirakan besarnya kerugian
3. Mengevaluasi alternatif dan memilih teknik yang terbaik untuk menangani kerugian
Dalam tahap ini, terdapat empat pilihan:
a. Menghindari risiko: menghentikan kegiatan yang beresiko, co: pengedaran obat baru.
b. Mengendalikan resiko: meminimalkan frekuensi kerugian, co: pelatihan, kalibrasi peralatan.
c. Penahanan resiko: apabila kerugian sudah tidak dapat dihindari maupun dikendalikan, maka akan ditutupi oleh dana perusahaan atau dengan kata lain perusahaan menanggung atau menahannya.
d. Pengalihan resiko: apabila potensi risiko lebih besar tidak dapat dihindari, dapat dialihkan ke perusahaan lain. Contoh: asuransi.
- Premi: biaya yang dibayarkan oleh pemegang polis untuk perlindungan asuransi.
- Polis asuransi: perjanjian resmi untuk membayar pemegang polis sejumlah tertentu pada kejadian kerugian tertentu.
4. Menerapkan program manajemen risiko
Tergantung kepada teknik yang dipilih serta permasalahan yang sedang dihadapi.
5. Memonitor hasil
Perubahan akan selalu terjadi di dalam perusahaan sehingga resiko yang dihadapipun akan selalu berubah-ubah, oleh sebab itu metode yang dipergunakan untuk menghadapi resiko harus selalu dievaluasi, apakah masih sesuai atau kalau perlu dirubah.
Program Manajemen Risiko
Manajemen resiko bukan hanya tanggung jawab dari Chief Financial Officer tetapi menjadi tanggung jawab seluruh manajer dari atas sampai bawah.
A. Asuransi sebagai bentuk manajemen resiko
Penggunaan asuransi diperlukan dalam suatu bisnis. Selain memberikan keyakinan dalam keamanan bisnis, asuransi juga memberikan rasa kepercayaan konsumen terhadap produk yang dibeli. Pembeli cenderung tertarik pada produk yang menyediakan asuransi karena alasan yang mendasar:
- Pengganti uang yang dikeluarkan
- Terlindungi dari beberapa kerugian tertentu.
Bagi beberapa orang mungkin kurang memahami mengapa sebuah perusahaan asuransi mau menanggung resiko perusahaan lain. Perusahaan asuransi mendapatkan keuntungan dengan lebih banyak mengambil premi daripada yang mereka bayarkan untuk menutupi kerugian para pemegang polis. Walaupun banyak pemegang polis membayar untuk perlindungan dari jenis kecelakaan yang sama, bukan berarti mereka semua menderita kerugian.
B. Asuransi Resiko
Risiko merupakan hal yang tidak terduga dan dampak kerugiannya pun beragam. Oleh karena itu, pengusaha harus memahami terlebih dahulu risiko bisnis mana yang sekiranya dapat diasuransikan dan tidak dapat diasuransikan. Terdapat beberapa resiko yang tidak dapat diasuransikan dan yang dapat diasuransikan. Resiko yang dapat diasuransikan harus memenuhi syarat:
a. Predictability (dapat diramalkan): bisa mempelajari dari kerugian sebelumnya yang diderita oleh perusahaan.
b. Casualty (korban): bukan karena disengaja.
c. Unconnectedness (tidak berkaitan): independent dari kerugian-kerugian yang lainnya.
d. Verifiability (bisa dibuktikan): penyebab, waktu, tempat dan jumlahnya harus jelas.
Ekspansi
Ekspansi adalah suatu upaya pengusaha dalam memastikan keberlanjutan usahanya dengan melakukan perluasan usaha. Ekspansi dapat dilakukan untuk memperbesar kegiatan/operasi perusahaan sebagian atau seluruhnya. Terdapat beberapa kemungkinan ekspansi yang dapat dilakukan oleh pelaku bisnis:
- Perluasan pasar
- Menambah jenis produk
- Memperbaiki fasilitas
- Melakukan kombinasi perusahaan (konglomerasi)
- Melakukan integrasi perusahaan
A. Motif Ekspansi
Untuk memperkuat upaya ekspansi bisnis, maka harus didasarkan oleh motif sebagai berikut:
- Ambisi: bahwa bisnis yang dimiliki memiliki peluang berkembang yang sama dengan usaha besar lainnya dan mampu bersaing dengan kompetitor lainnya agar mendapatkan suatu competitive advantage
- Spekulasi: manajemen suatu bisnis dapat berspekulasi bahwa dengan upaya ini, keuntungan bisnis akan meningkat, semakin tinggi peluang manfaat lainnya
- Memperbesar keuntungan yang diperoleh dari produksi , distribusi, administrasi, dan pembelanjaan karena adanya penekanan biaya
B. Sumber Dana Ekspansi
Ekspansi harus memperhatikan berbagai aspek. Aspek utama yang dapat mendukung ekspansi dapat terlaksana adalah ketersediaan dana. Sumber dana ekspansi dapat berupa hal-hal berikut:
- Laba diakumulasi
- Mengkonversi (menjual) aktiva yang tidak terpakai lagi karena umur teknis sudah habis
- Kredit jangka pendek (untuk modal kerja) dan kredit jangka panjang (untuk investasi)
- Menerbitkan saham
C. Jenis ekspansi
Dalam upaya ekspansi, perusahaan harus menentukan terlebih dahulu jenis ekspansi apa yang akan dilakukan. Hal ini diperlukan karena akan mempengaruhi hal-hal yang perlu dipersiapkan dan dalam pengambilan keputusan selanjutnya. Jenis ekspansi
- Secara bertahap: menggunakan modal kerja
- Secara melonjak: menggunakan modal investasi
Reorganisasi
Terkait dengan risiko bisnis, terkadang ada hal-hal yang menuntut suatu bisnis atau usaha melakukan suatu reorganisasi untuk memperbaiki hal-hal yang kurang berjalan maksimal dalam bisnis tersebut. Reorganisasi dapat berupa perubahan dalam bentuk hukum, susunan/ struktur organisasi maupun modal untuk menghindari image buruk dari pihak ketiga
A. Jenis Reorganisasi
- Reorganisasi yuridis: mengubah struktur badan hukum
- Reorganisasi intern : mengubah struktur organisasi
- Reorganisasi finansial : mengubah struktur modal
B. Sebab reorganisasi
Reorganisasi dapat disebabkan dari dalam maupun luar usaha.
- Sebab internal:
- Finansial
- Non finansial
2. Sebab ekstern
- Persaingan
- Peraturan pemerintah
- Fluktuasi harga
C. Tujuan Reorganisasi
- Mengurangi hutang
- Mengurangi sebab-sebab kerugian
- Menambah modal kerja baru
- Memberi kepuasan pada pemilik dan kreditur
- Membentuk manajemen baru
Likuidasi
Jika usaha reorganisasi tidak berhasil maka akan dilaksanakan likuidasi terhadap bisnis tersebut. Likuidasi merupakan proses pengalihan aktiva ke dalam bentuk tunai dan mendistribusikan pada pihak yang berkepentingan. Akibat yang akan terjadi jika suatu usaha menjadi pailit. Akibat yang akan timbul dari kepailitan adalah sebagai berikut:
- Badan usaha kehilangan haknya
- Segala perikatan setelah dinyatakan pailit tidak dapat dibayar dari harga pailit
- Boleh memberhentikan karyawannya
- Dilakukan pelelangan dan hasilnya untuk memenuhi tuntutan yang berpiutang
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, R. N., & Govindarajan, V. (2007). Management Control System (12th ed.). McGraw-Hill.
Atikah Nurhayati. (2020). Jurnal Perikanan UB. 4.
Farah, A. (2010). Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada industry manufaktur di bursa efek. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 12, 119.
Ferrel, O.C., Hirt, G., & Ferrel, L. (2015). Business A Changing World(10th ed.). McGraw-Hill Education.
Griffin, R. W., & Ebert, R. J. (n.d.). BISNIS (8th ed., Vol. 1). Erlangga.
Tony Pramana. (2011). In Manajemen Risiko Bisnis (p. 99). Sinar Ilmu Pulishing.