Pemanfaatan Limbah Ikan Patin
KKN DISEMINASI EDUKASI PEMASARAN DIGITAL SUMBER DAYA PERIKANAN PERIODE JANUARI-FEBRUARI 2021
Kelompok : 1 (satu)
Dosen Pembimbing Lapangan : Dr. Atikah Nurhayati, S.P., M.P.
Oleh:
Afdhal Rabbani Putra (110110170275)
Andriyansyah Nurrachman (120110180119)
Rahma Khoirunisa (170610180124)
Maulana Andriansyah (230210180022)
Syifa Amanda (260110180068)
A. Ikan Patin
Secara taksonomi, klasifikasi ikan patin adalah sebagai berikut (Ghufran, 2010):
- Filum : Chordata
- Klas : Pisces
- Ordo : Siluriforiformes
- Famili : Pangasidae
- Genus : Pangasiuse
- Spesies : Pangasius djambal
Ikan patin merupakan ikan konsumsi yang hidup di peraian tawar. Ikan ini memiliki ciri ciri umum tidak memiliki banyak duri, tidak bersisik, kecepatan tumbuhnya relatif cepat, dapat diproduksi secara massal, dan memiliki peluang pengembangan skala industri (Susanto, 2009).
B. Komposisi dan Kandungan Gizi
Komposisi pada daging ikan patin segar adalah sebagai berikut (Magfiroh, 2000):
Komposisi | Kadar(%) |
---|---|
Air | 82,22% |
Abu | 0,74% |
Protein | 13,53% |
Lemak | 1,09% |
Daging ikan patin mengandung 14 asam amino, antara lain: histidine, valin, leusin, isoleusin, metionin, treonin, lisin,, arginin, serin, glisin, tirosin, alanin, aspartat, dan glutamat (Monalisa et al., 2013).
C. Pemanfaatan Limbah Ikan Patin
Industri fillet ikan patin menghasilkan rendemen sekitar 33%, sedangkan sisanya yitu sebanyak 67% merupakan libah. Limbah tersebut berupa kulit, kepala, tulang, isi perut, serta belly. Apabila limbah tersebut tidak segara ditangani maka akan menyebabkan terjadinya pembusukan yang akan menimbulkan bau dan pencemaran lingkungan. Meskipun nilai dari limbah tersebut rendah, tetapi apabila dimanfaatkan secara optimal, maka akan memberikan nilai tambah (Suryaningrum, 2008).
Berikut adalah beberapa olahan limbah ikan patin:
- Produk Makanan
Limbah ikan patin yang berasal dari industri fillet, diantaranya berupa serpihan daging fillet. Apabila diolah lebih lanjut, maka akan dapat meningkatkan nilai tambah 40% hingga 45%. Beberapa contoh produk yang dapat dihasilkan diantaranya: nugget, fish take, otak – otak, dan siomay.
Limbah yang berupa isi perut dapat diolah dengan cara fermentasi untuk menghasilkan kecap ikan. Limbah berupa belly dapat diolah menjadi cooking oil. Limbah yang berupa telur dapat dijual dalam bentuk sehar, asap, atau fermentasi. - Industri
Limbah tulang dan kulit ikan dapat diolah menjadi gelatin yang banyak dimanfaatkan di industri pangan dan farmasi. Selain itu dapat juga diolah menjadi kolagen yang banyak digunakan di industri kosmetik. - Tepung Ikan
Tepung ikan biasanya diolah dari ikan laut yang masih segar sehingga menghasilkan tepung ikan yang kaya akan prtein dan asam lemak omga-3. Namun tepung ikan yang dihasilkan dari ikan patin memiliki kandungan omega-3 yang rendah sehingga tergolong bermutu rendah. Tepung ikan dari ikan patin dapat dijadikan menjadi pakan hewan ternak sepertii ayam atau babi. Tetapi apabila dilakukan formulasi dengan bahan lain yang mengandung protein yang tinggi, maka dapat digunakan untuk pakan ikan juga selain pakan ikan patin. Hal tersebut dikarenakan dalam budidaya ikan, tepung ikan tidak boleh diberikan pada spesies yang sama. - Silase
Limbah ikan patin dapat diolah menjadi silase dengan cara menurunkan pH dibawah 4,5. Silase dapat diolah secara asam maupun biologi. Pada pengolahan secara asam, alat dan bahan yang digunakan sangatlah sederhana. Protein yang terkandung pada silase ini sebesar 17 sampai 30% dan dapat digunakan sebagai pakan ternak.
Daftar Pustaka
Ghufran, M. (2010). Budidaya Ikan Patin di Kolam Terpal. Lily Publisher.
Magfiroh, I. (2000). Pengaruh Penambahan Bahan Pengikat Terhadap Karakteristik Nugget dari Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus). Institut Pertanian Bogor.
Monalisa, K., Islam, M. Z., Khan, T. A., Abdullah, A. T. M., & Hoque, M. M. (2013). Comparative study on nutrient contents of native and hybrid Koi (Anabas testudineus) and Pangas (Pangasius pangasius, Pangasius hypophthalmus) fish in Bangladesh. International Food Research Journal, 20(2), 791–797.
Suryaningrum, T. D. (2008). Ikan Patin: Peluang Ekspor, Penanganan Pascapanen, dan Diversifikasi Produk Olahan. Squalen Bulletin of Marine and Fisheries Postharvest and Biotechnology, 3(1), 16. https://doi.org/10.15578/squalen.v3i1.166
Susanto, H. (2009). Pembenihan dan Pembesaran Patin. Penebar Swadaya.