Inovasi Olahan Ikan Tongkol
Ikan merupakan salah satu bahan makanan yang banyak digemari dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Selain karena mudah didapat, ikan juga memiliki harga yang murah. Manfaat yang terkandung di dalamnya pun sudah tidak diragukan lagi. Melihat berbagai kelebihan itu, banyak usaha yang telah memanfaatkan ikan menjadi sumber usaha, baik ikan secara mentah maupun olahan ikan itu sendiri.
Ikan Tongkol
Euthynnus affinis C. atau yang biasa dikenal ikan tongkol memiliki potensi untuk menghasilkan nilai ekonomis yang tinggi. Kandungan protein yang tinggi yaitu sekitar 22 hingga 26 gram per 100 gram, kandungan omega 3, air, lemak, vitamin, asam folat, dan kandungan lainnya yang mampu memenuhi kebutuhan gizi manusia. Oleh karena itu, ikan tongkol memiliki peluang untuk diolah menjadi produk olahan yang lebih menarik dengan tidak mengurangi kandungan gizi ikan tongkol di dalamnya. Salah satu inovasi olahan ikan tongkol adalah Abon.
Abon
Abon merupakan suatu produk makanan kering yang melalui proses penggorengan dengan teknik “deep frying” yaitu dengan merendam seluruh bahan ke dalam minyak dengan suhu sekitar 180 derajat celcius saat melakukan penggorengan. Departemen Perindustrian telah menetapkan suatu standar mutu abon untuk menjadi acuan kualitas abon itu sendiri dan jaminan bahwa abon aman dikonsumsi oleh konsumen.
Abon Ikan Tongkol
Sebelum melakukan pembuatan abon ikan tongkol, alat dan bahan yang harus dipersiapkan adalah sebagai berikut:
Bahan:
- Ikan tongkol (3kg)
- Santan Kelapa (1.200 ml): untuk memberikan aroma yang enak akibat browning saat pengolahan
- Bawang merah (75g): membuat makanan lebih awet dan memberikan aroma yang kuat
- Bawang putih (75g)
- Asam jawa (6 mata): memiliki komponen penghambat aktivitas bakteri
- Daun salam (12 lembar): memiliki kandungan vitamin dan dapat menurunkan tingkat kolesterol
- Gula merah (10g): pemanis dan memberikan warna
- Minyak (6 sendok makan)
- Garam (9 sendok makan): menambah cita rasa dan memperbaiki tekstur
- Lengkuas (60g): menurunkan pH agar pertumbuhan bakteri pembusuk terhambat
- Ketumbar (1 sendok makan)
- Jahe (60g)
- Gula pasir (6 sendok makan)
- Serai (3 batang)
- Cabe merah (15 buah)
- Cabe merah besar (6 buah)
- Daun jeruk (12 lembar)
- Bawang goreng
Alat:
- Wajan
- Panci
- Kompor
- Timbangan
- Blender
- Parutan
- alat press
- baskom
- pisau,
- mixer
Prosedur
Metode Pengolahan abon ikan tongkol berdasarkan metode Saraswati (2010) adalah sebagai berikut:
- Buang ekor, isi perut, kepala, kulit ikan tongkol kemudian cuci bersih
- Kukus lalu dinginkan
- Masukkan ikan ke kain saring lalu tekan menggunakan alat press agar tekstur ikan kering
- Duri dan tulang ikan dipisahkan lalu potong suwir ikan tongkol menjadi halus
- Bumbu dihaluskan menggunakan blender, lalu tumis menggunakan penggorengan.
- Lalu masukkan santan dalam bumbu yang ditumis. Masukkan asam jawa, salam, gula, serai selanjutnya
- Bumbu terus diaduk perlahan hingga santan berkurang setengah
- Ikan tongkol yang telah dipotong suwir dimasukkan ke dalam olahan bumbu tadi, lalu aduk hingga kering
- Abon dikatakan jadi apabila olahan tersebut telah kering dan berwarna coklat
- Tiriskan lalu dinginkan abon tersebut lalu letakkan pada tempat dan beri bawang goreng secukupnya
DAFTAR PUSTAKA
Atikah Nurhayati. (2020). Jurnal Perikanan UB. 4.
Kusumayanti, H., Widi Astuti, & Wisnu Broto. (n.d.). Inovasi Pembuatan Abon Ikan Sebagai Salah Satu Teknologi Pengawetan Ikan (Vol. 16). Gema Teknologi. Universitas Negeri Semarang
Saraswati. (2010). Jurnal Ristek Pengolahan Pangan, (Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan Dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi).